Jakarta, 15 Agustus 2023 – Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) bersama Duta Maritim Indonesia melakukan kunjungan strategis ke Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) pada Senin, 15 Agustus 2023.
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif Aspeksindo, Dr. Andi Fajar Asti, S.Pd, M.Pd., M.Sc.
Beliau mengatakan bahwa Aspeksindo siap berkolaborasi serta mendukung segala bentuk inovasi kemaritiman yang digagas oleh KKP demi terwujudnya Indonesia Emas 2045. Beliau berharap kegiatan ini dapat pelopor bagi daerah dalam melakukan kegiatan-kegiatan inovatif di bidang kelautan dan kemaritiman.
Kunjungan ini disambut baik oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP RI, Irjen. Pol. Drs. Victor Gustaaf Manoppo, M.H.
Beliau juga berharap Duta Maritim mampu menciptakan terobosan demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Selain itu dalam materinya, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP RI menyampaikan tentang 5 (lima) Program Utama berbasis Ekonomi Biru (Blue Economy) diantaranya:
1. Perluasan kawasan konservasi perairan;
2. Penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zona;
3. Peningkatan perikanan budidaya berkelanjutan;
4. Menjamin wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terjaga dengan baik;
5. Pelaksanaan Bulan Cinta Laut melalui aksi bersih sampah laut di seluruh Indonesia dengan melibatkan masyarakat dan nelayan.
Beliau juga menerangkan tentang pentingnya pengelolaan sumber daya laut dan kelautan yang berkelanjutan. Hal ini dirasa perlu untuk memastikan aktivitas ekonomi tidak merusak ekosistem laut dan memperhatikan praktik-praktik yang berkelanjutan guna menjaga keanekaragaman hayati dan produktivitas laut.
Pada kesempatan tersebut, Wahyu Hidayat R. Duta Maritim yang mewakili Kep. Anambas menyampaikan beberapa isu kedaerahan yaitu mengenai limbah minyak di laut serta konflik nelayan tradisional dan nelayan kapal pukat.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut memberikan tanggapan langsung mengenai isu yang disampaikan oleh Wahyu.
“Masalah limbah minyak ini menjadi tantangan bagi KKP. Karena saya yakin minyak hitam yang ada di sana itu bukan hanya berasal dari kapal Indonesia melainkan juga dari luar. Kita juga belum bisa mengukur kapan mereka membuang minyak tersebut, apalagi jika menggunakan selang bawah kapal.”
“Oleh karena itu, sekarang ini KKP RI sedang bekerja sama dengan Kemenkominfo RI untuk membuat satelit pendeteksi atau drone laut untuk mencegah adanya masalah-masalah seperti itu.”
“Kemudian, untuk masalah nelayan tradisional dan nelayan kapal pukat ini sering terjadi. Maka dari itu KKP membuat program penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zona. Hal ini untuk menghindari kerugian bagi nelayan tradisional. Para nelayan memiliki batas wilayah tangkapan masing-masing. Kami masih terus melakukan evaluasi untuk mengatasi persoalan tersebut” ujarnya.
Setelah diskusi berakhir, Irjen Drs. Victor Gustaaf Manoppo juga berpesan kepada seluruh finalis Duta Maritim untuk terus maju dan bisa ikut serta dalam perlindungan sumber daya perairan yang berkelanjutan.